Kebersamaan MTs, MA, SMA & SMK Al Muniroh dalam Cahaya Maulid Nabi 1447 H


Sabtu pagi, 6 September 2025, halaman SMK Al Muniroh menjadi saksi kebersamaan seluruh civitas MTs., MA, SMA, dan SMK Al Muniroh dalam memperingati kelahiran Nabi Agung Muhammad SAW 1447 Hijriyah. Sejak pukul 07.00 WIB, para guru, siswa, hingga jajaran pengurus Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al Muniroh hadir dengan penuh antusias untuk mengikuti acara tersebut.

Acara ini turut dihadiri oleh Ketua 1 YPPP Al Muniroh bidang pendidikan, Bapak Abdillah Fathur Rohman Rozi. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh panitia dan peserta yang telah mempersiapkan kegiatan dengan penuh khidmat dan meriah. Beliau juga mengajak para hadirin untuk membuka hati serta pikiran dalam menyimak tausiyah yang akan disampaikan oleh KH. Mahmudi Ambar.

Sebelum acara inti, suasana semakin hangat dengan pra-acara yang diisi oleh penampilan seni Islami dari para siswa. SMK Al Muniroh menampilkan lantunan Samroh penuh semangat, disusul dengan grup Banjari dari MA Al Muniroh yang membawakan syair-syair sholawat. MTs. Al Muniroh turut mempersembahkan nasyid yang syahdu dan menyejukkan hati. Penampilan-penampilan ini bukan hanya memeriahkan suasana, tetapi juga menjadi wujud kecintaan para pelajar terhadap seni Islami dan syiar agama.

Memasuki acara inti, KH. Mahmudi Ambar menyampaikan mau‘idlotul hasanah yang penuh hikmah. Beliau menguraikan kemuliaan Nabi Muhammad SAW serta pesan-pesan penting tentang ilmu dan akhlak.

Beberapa Kemuliaan Nabi Muhammad ﷺ

Kemuliaan Rasulullah sudah terlihat sejak zaman Nabi Adam AS. Dikisahkan, Nabi Adam dan Ibu Hawa memohon ampun kepada Allah dengan perantara (wasilah) Nabi Muhammad ﷺ, meski beliau belum dilahirkan. Allah pun bertanya kepada Nabi Adam: “Muhammad belum Aku ciptakan, bagaimana engkau sudah berwasilah dengan Muhammad?” Nabi Adam menjawab bahwa ia melihat pada tiang ‘Arsy terdapat tulisan “Lā ilāha illallāh, Muhammadur Rasūlullāh.” Tidak ada nama yang disandingkan dengan nama Allah yang lebih mulia kecuali nama Nabi Muhammad ﷺ.

Selain itu, disebutkan pula bahwa seandainya Nabi Muhammad ﷺ tidak diciptakan, maka Allah tidak akan menciptakan surga. Begitu agung dan mulianya kedudukan beliau di sisi Allah.

Teladan Nabi Muhammad ﷺ

KH. Mahmudi Ambar mengingatkan bahwa Rasulullah harus dijadikan sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik) bagi generasi saat ini maupun yang akan datang. Beliau menekankan pentingnya beberapa hal, yaitu:

  • Menjadi generasi yang berilmu sekaligus berakhlak mulia.

  • Rela bersusah payah dalam mencari ilmu, sebab ilmu tanpa akhlak hanya akan menyusahkan.

  • Memiliki ilmu yang disertai ketakwaan agar hidup lebih bermakna.

Pesan untuk Guru dan Pencari Ilmu

Guru yang baik adalah guru yang merasa bahagia dan bersyukur setelah mengajar, namun merasa susah hati bila tidak dapat menyampaikan ilmu. Itulah ciri seorang mukmin sejati.

Orang yang beruntung adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsunya, sedangkan orang yang celaka adalah mereka yang justru dikuasai oleh hawa nafsu. Pendidikan ilmu dan akhlak menjadi hal yang sangat penting, karena jelas berbeda antara orang yang berilmu dan orang yang bodoh.

Dalam menuntut ilmu, jangan pernah merasa cepat puas. Sekalipun sudah menjadi guru, tetaplah belajar. Ilmu begitu mulia, hingga rasa iri terhadap orang yang berilmu pun masih dianggap wajar. Dengan ilmu, Allah akan mengangkat derajat hamba-Nya, terutama jika ilmu tersebut dibarengi dengan iman yang kuat.

Dari hikmah yang disampaikan, umat Islam diajak untuk selalu menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah adalah contoh terbaik dalam akhlak, ibadah, dan perjuangan. Generasi hari ini dituntut untuk tumbuh menjadi generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan memiliki ketakwaan yang kokoh.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H di Al Muniroh akhirnya tidak hanya menjadi peringatan seremonial, tetapi juga momentum untuk mempererat kecintaan kepada Rasulullah SAW. Dengan semangat kebersamaan, keluarga besar Al Muniroh bertekad melahirkan generasi yang cerdas, beriman, dan berakhlak mulia, sehingga dapat membawa manfaat bagi umat, bangsa, dan agama.

Komentar