Bukan Sekadar Haflah: Al Muniroh Rayakan Kebersamaan dan Kreativitas


Al Muniroh, 22–23 Juni 2025 – Di bawah langit cerah dan angin sepoi yang menenangkan, suasana di lingkungan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al Muniroh berubah menjadi begitu meriah dan penuh warna. Tidak sekadar menjadi acara penutup tahun ajaran, Haflah Akhirusanah tahun ini menjadi momentum kebersamaan, kehangatan, dan syukur yang menyatukan seluruh unsur yayasan: siswa-siswi, guru, orang tua, masyarakat sekitar, serta para pegiat pendidikan yang dengan tulus telah mendedikasikan waktunya bagi tumbuhnya generasi masa depan.

Acara diawali pada Sabtu pagi, 22 Juni 2025, dengan kegiatan senam bersama dan jalan sehat. Semangat dan antusiasme begitu terasa sejak pagi, ketika ratusan peserta berkumpul dan memulai hari dengan gerakan sehat serta kebersamaan yang menghangatkan. Dari anak-anak kelompok bermain hingga guru-guru dan warga sekitar, semua melebur dalam satu barisan yang bergerak dengan semangat yang sama.

Yang membuat suasana makin semarak adalah banyaknya hadiah menarik yang disediakan. Tidak tanggung-tanggung, hadiah utama tahun ini disebut-sebut sebagai hadiah paling mewah dalam sejarah Haflah Akhirusanah Al Muniroh. Namun bukan soal besar kecilnya hadiah yang membuat peserta bahagia, melainkan rasa kebersamaan yang tumbuh di setiap langkah mereka.

Hari berikutnya, Ahad, 23 Juni 2025, acara berlanjut dengan bazar dan pentas seni. Kegiatan ini menjadi wadah ekspresi, kreativitas, dan silaturahmi antarunit pendidikan di bawah naungan yayasan, mulai dari KB, TK/RA, MI, MTs, MA, SMA dan SMK. Anak-anak, remaja, bahkan guru-guru tampak terlibat aktif, baik sebagai pengisi acara maupun pengelola stan bazar.

Bazar menyajikan aneka kuliner khas, kerajinan tangan, hingga hasil karya siswa yang kreatif dan menginspirasi dan menumbuhkan jiwa entrepreneurship pada Siswa, membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya berhenti di ruang kelas, tapi juga tumbuh dalam aktivitas nyata.

Sementara itu, pentas seni menghadirkan beragam pertunjukan menarik dan menyentuh. Mulai dari tarian daerah, puisi islami, pidato berbahasa asing, hingga drama edukatif yang dibawakan siswa-siswi SMK dengan sangat apik. Salah satu momen yang paling mencuri perhatian terjadi saat anak-anak TK/RA tampil membawakan lagu perpisahan dengan gaya polos dan penuh semangat. Dengan suara lantang dan gerakan lucu yang kadang tak seragam, mereka sukses membuat penonton tersenyum lebar, bahkan tertawa kecil melihat kepolosan dan tingkah mereka yang menggemaskan..

Yang tak kalah membanggakan adalah antusiasme dan partisipasi masyarakat sekitar yang luar biasa. Mereka hadir bukan hanya sebagai penonton, tapi juga sebagai mitra aktif dalam kegiatan ini. Ada yang membuka stan bazar, ada yang membantu kelancaran teknis, bahkan ada pula yang menjadi donatur. Semua ini menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya pusat pendidikan, tapi juga bagian dari denyut kehidupan sosial di tengah masyarakat.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada para donatur yang telah dengan ikhlas mendukung suksesnya kegiatan ini. Tanpa mereka, mungkin kemeriahan dan kelancaran ini tidak akan terasa sedemikian rupa. Nama-nama mereka mungkin tak selalu disebut di depan, namun keberkahan dari niat baik mereka akan terus mengalir dalam setiap langkah anak-anak yang sedang menuntut ilmu.

Ketua Umum YPPP Al Muniroh, Ibu Uswatun Hasanah, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan bangga. Menurut beliau, Haflah Akhirusanah bukan hanya seremoni akhir tahun, tetapi wujud syukur atas perjalanan panjang menanamkan nilai-nilai Islam dan ilmu pengetahuan. Ia juga menyampaikan harapan agar seluruh lulusan Al Muniroh kelak menjadi pribadi yang bermanfaat dan berakhlak mulia.

Senada dengan itu, Ketua Panitia Haflah, Bapak Muh. Thoyiba, S.Pd, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat. Ia menegaskan bahwa acara ini bukan hanya kerja panitia, melainkan hasil dari kerja sama banyak pihak yang memiliki satu tujuan: memuliakan pendidikan.

Haflah Akhirusanah 2025 bukan sekadar perpisahan, bukan hanya pentas dan bazar. Ia adalah refleksi dari perjalanan panjang, tentang ilmu yang ditanam, doa yang dipanjatkan, dan harapan yang terus tumbuh. Dalam setiap tawa dan air mata di acara ini, ada cinta yang nyata—cinta kepada ilmu, cinta kepada anak-anak, dan cinta kepada masa depan yang lebih baik.

Dan seperti yang sering diucapkan oleh para guru di akhir acara, ini bukan akhir dari segalanya. Justru, ini adalah awal dari perjalanan panjang anak-anak menuju dunia yang lebih luas, dengan bekal akhlak dan ilmu yang telah ditanamkan dengan penuh cinta.

Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim