Haul ke-81 K.H. Mawardi dan ke-26 K.H. Munir Mawardi: Perjalanan Spiritualitas dan Kebersamaan
Dalam rangka memperingati Haul ke-81 K.H. Mawardi dan ke-26 K.H. Munir Mawardi, keluarga besar Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Muniroh serta seluruh masyarakat Ujungpangkah, Gresik, menggelar serangkaian kegiatan dari 04 Februari hingga puncaknya pada 06 Februari 2025. Kegiatan ini mencakup khotmil Qur’an, sholawat Nabi Muhammad SAW, pembacaan tahlil, manaqib Syaikh Abdul Qodir al-Jilani, dan puncaknya adalah pengajian umum.
Selain rangkaian acara tersebut, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk memohon nasihat dan doa agar kami Dzurriyah khususnya, santri dan semuanya dapat kembali ke masyarakat dengan semangat dan perjuangan baru. Sebagai bagian dari perjalanan spiritual, dilakukan ziarah ke para guru dari Buya Munir Mawardi, yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan keilmuan dan kehidupan beliau, di antaranya:
Kiai Munawwar, Sidayu, Gresik (guru Al-Qur’an Buya Munir)
Kiai Wahab Hasbullah, Tambak Beras, Jombang (teman Abah Mawardi di Makkah)
Kiai Romli Tamim dan Kiai Dahlan, Rejoso, Peterongan, Jombang
Doa dan penghormatan dipanjatkan kepada beliau-beliau atas ilmu yang telah diberikan, yang diharapkan terus diamalkan dan bermanfaat bagi masyarakat Ujungpangkah, Gresik. Perjalanan ini diisi dengan kebahagiaan dan ketentraman hati, sebagai pengingat pentingnya menjaga sanad keilmuan dan terus belajar dari para guru.
Dalam perjalanan ini, rombongan juga bersilaturahim ke K.H. Abdul Hanan Ma’shum, Pengasuh Pondok Pesantren Fathul ‘Ulum, Pare Kwagean, Kediri. Dalam pertemuan tersebut, beliau menyampaikan banyak nasihat berharga, salah satunya dengan mengutip syi’ir:
ببذل وحلم ساد في قومه الفتى وكونك اياه عليك يسير
Hanya dengan kemurahan hati dan kearifan, seorang pemuda bisa memimpin kaumnya, dan bagimu, hal tersebut seharusnya mudah.
Dua hal ini—kedermawanan dan kesabaran—menjadi kunci kepemimpinan seorang pemuda agar dapat menjadi sosok yang dihormati di masyarakat. Harapan besar pun tertanam agar setiap individu dapat menjadi pemimpin yang bijaksana bagi lingkungannya.
Beliau juga mengisahkan perjuangan dalam menghadapi konflik di masyarakat dengan mengutip syair lainnya:
كَمْ عَاقِلٍ عَاقِلٍ أَعْيَتْ مَذَاهِبُهُ # وَجَاهِلٍ جَاهِلٍ تَلْقَاهُ مَرْزُوقًا
Banyak orang cerdik dan berilmu, tetapi kehidupannya miskin, sedangkan banyak orang bodoh yang justru berlimpah rezeki.
هَذَا الَّذِي تَرَكَ الْأَوْهَامَ حَائِرَةً # وَصَيَّرَ الْعَالِمَ النِّحْرِيرَ زِنْدِيقًا
Hal inilah yang sering membingungkan, hingga bahkan seorang yang sangat pintar pun bisa terjerumus dalam kekufuran karena kebingungannya.
Nasihat ini mengingatkan agar kita selalu memahami sifat Allah SWT sebagai Hakim yang Maha Bijaksana, sehingga tidak terjerumus dalam keraguan dan kegundahan.
Dalam setiap kumpulan, lingkup kecil Keluarga lebih lebih Keluarga seperti kita dan Kepengurusan Yayasan - diperlukan figur atau tokoh yang dituakan, yakni seseorang yang menjadi inspirasi' memberikan pandangan, pendidikan, dan contoh baik perilaku bagi masyarakat. Dalam penekanannya, walaupun yang di'tua'kan ini umurnya masih 'muda' - bila perlu juga Voting untuk memilih Figur yang dimaksud 🥹🥹
Seperti halnya peran Buya Munir Mawardi dan K.H. Mawardi semasa hidupnya yang menjadi cahaya bagi masyarakat Ujungpangkah dalam aspek keilmuan dan kehidupan sosial, sosok pemimpin yang dituakan harus tetap hadir dalam lingkungan masyarakat, meskipun penunjukannya dilakukan dengan musyawarah.
Pesan ini juga disampaikan oleh Kiai Abdul Hanan Ma’shum yang memiliki pengalaman 15 tahun lebih untuk mendapatkan stabilnya perjjuangaan dalam pengabdian kepada masyarakat. Dengan kebijaksanaan dan keteladanan, seorang pemimpin dapat membawa masyarakatnya menuju arah yang lebih baik. Aamiin.
masyaallah semoga apa yang sudah disampaikan kiai hannan bisa bermanfaat dan semoga haul abuya munir bisa berjalan dengan baik dan lancar serta doa" dari kiai hannan bisa terkabulkan amiin 🤲🤲
BalasHapus